Senin, 27 Februari 2012

Kangen* (sebuah puisi)

Telah kutuliskan puisi-puisi itu
sejak usiamu 26 tahun
ketika pertama kali kita bertuka senyum
pada jarak pandang yang begitu dekat

Kau ingat,
saat kubisikkan mungkin aku tak perlu matahari, 
bulan atau bintang lagi
cukup kau, cahaya yang Dia kirimkan untukku

Ah, apa kau masih menyimpan puisi-puisi itu?

Belasan tahun kemudian
aku masih menikmati
mengirimimu puisi
hingga hari ini

aku pun menjelma hujan yang enggan berhenti di berandamu
bersama angin yang selalu kasmaran

Kau tahu, aku masih saja menatapmu
dengan mataku yang dulu
lelaki sederhana berhati samudera
yang selalu membawaku berlabuh pada-Nya

Pada berkali masa, kau pernah berkata,
"Aku tahu, Aku hanya ingin menikahi jiwamu selalu"


Oleh: Helvy Tiana Rosa dalam Mata Ketiga Cinta

*Kupinjam puisi ini untuk "dia". Semoga Allah meridhai. Amin..

Frogs, where are you all??

Hari ini aku dapat bagian jaga stan dalam rangka kampanye Hari Katak Internasional yang jatuh tepat pada hari Kabisat 29 Februari 2012, yang disebut Leap-Day oleh orang bule, di Taman Safari Indonesia. Dari situ aku jadi ingat dulu pernah bikin tulisan yang merupakan rangkuman berbagai informasi dari beberapa sumber tentang penurunan populasi amfibi dunia. Hanya ingin berbagi informasi dan sedikit pengetahuan tentang Amfibi, jadi inilah tulisan itu.

Happy reading....


***

Penurunan Populasi Amfibi Dunia

Tercatat lebih dari 6.300 spesies amfibi di dunia. Jumlah tersebut kemungkinan masih akan terus bertambah karena hingga saat ini penelitian mengenai keanekaragaman spesies amfibi masih terus dilakukan dan spesies-spesies baru masih terus ditemukan di berbagai belahan dunia. Indonesia yang notabene merupakan salah satu negara dengan tingkat biodiversitas tinggi memiliki keanekaragaman amfibi kedua di dunia setelah Brazil yaitu sekitar 450 spesies.

Dewasa ini, keberadaan ribuan jenis amfibi tersebut semakin terancam. Sebanyak 32% amfibi dunia, yaitu sebanyak 1.856 spesies amfibi tercatat dalam daftar merah IUCN (IUCN Red List) dengan status terancam. Sejak awal kemunculannya di bumi sekitar 300 juta tahun lalu, selama dua decade terakhir, amfibi terus mengalami penurunan populasi. Jumlah spesies yang punah hingga saat ini diperkirakan mendekati angka 168 spesies sedangkan 34% spesies amfibi mengalami penurunan angka populasi. Hal ini mengindikasikan bahwa angka kepunahan spesies amfibi dan ancaman terhadap keberadaannya akan terus meningkat (amphibiaweb.org).

Tidak banyak orang yang menyadari pentingnya keberadaan amfibi di alam. Selain berperan penting dalam penyeimbang ekosistem, amfibi juga dapat berfungsi sebagai indicator kesehatan lingkungan. Dewasa ini, beberapa jenis amfibi terutama katak menjadi komoditi ekspor yang sangat menjanjikan keuntungan besar. Mengingat banyaknya fungsi dan manfaat amfibi, maka keberadaan amfibi di alam harus tetap dipertahankan.

Banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya populasi jenis amfibi di alam. Ancaman utama (90%) terhadap populasi amfibi dunia adalah kerusakan habitat. Beberapa jenis amfibi sensitif terhadap fragmentasi hutan karena mempunyai kemampuan penyebaran yang terbatas. Oleh karena itu perubahan habitat hutan seperti adanya pembalakan liar atau aktifitas lainnya dapat mengurangi kemampuan satu jenis untuk bertahan hidup.

Ancaman populasi lainnya adalah penyebaran penyakit, tekanan spesies introduksi, perubahan iklim, eksploitasi berlebihan (over exploitation), pencemaran lingkungan,  dan satu ancaman baru yaitu serangan Chytridiomycosis yang disebabkan oleh serangan jamur Batrachochytrium dendrobatidis atau lebih dikenal dengan nama jamur Chytrid. Jamur ini dapat mengakibatkan kematian besar dalam populasi amfibi karena menyerang amfibi mulai dari berudu hingga individu dewasa.

Manusia, secara langsung atau tidak langsung, adalah penyebab utama kepunahan spesies amfibi. Rusaknya habitat merupakan ancaman terbesar namun tekanan utama lainnya termasuk eksploitasi berlebihan oleh manusia seperti untuk memenuhi kebutuhan pangan, sebagai hewan peliharaan, dan obat-obatan juga memiliki tanggung jawab yang besar terhadap penurunan populasi amfibi. Ditambah lagi dengan kehadiran introduced species alias spesies pendatang yang dapat mengancam keseimbangan ekosistem yang ada. Belum lagi polusi dan penyakit. Begitu pula dengan perubahan iklim yang lambat laun menjadi ancaman yang serius karena berdampak pada timbulnya permasalahan lingkungan lainnya yang akan mengancam populasi amfibi di bumi, seperti meningkatnya radiasi sinar UV.

Beberapa hal yang dapat langsung dan sangat mungkin dilakukan untuk menyelamatkan keberadaan amfibi di muka bumi seperti yang tertuang dalam Amphibian Concervation Action Plan (ACAP) 2005 antara lain:
1.      Konservasi Ek-Situ (Pengembangan Sistem Penangkaran)
Penangkaran merupakan salah satu komponen esensial dari kesatuan usaha konservasi amfibi untuk menghindari kepunahan populasi dalam waktu dekat. Program penangkaran bagi spesies terancam punah adalah dengan mengeluarkan dari habitat alaminya dan mengembangbiakkan di dalam kebun binatang. Hasil dari program penangkaran tersebut dapat dipergunakan untuk keperluan penelitian, pendidikan, perdagangan, dan unutk tujuan konservasi (reintroduksi).

2.      Reintroduksi
Program reintroduksi adalah kegiatan pengembalian spesies amfibi ke habitat alaminya dengan harapan populasi spesies tersebut dapat kembali berkembang. Harus diperhatikan bahwa spesies yang di-reintroduksi harus mampu bertahan terhadap ancaman yang mungkin timbul di habitat aslinya, sehingga spesies tersebut tetap dapat mempertahankan populasinya.

3.      Menghilangkan Invasi Spesies Asing
Spesies asing yang menginvasi populasi spesies local harus dikeluarkan dari habitat di mana spesies tersebut mengganggu perkembangan populasi spesies local

Tantangan utama dalam upaya konservasi adalah bagaimana agar manusia dapat memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus merusak keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya. Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan mampu untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam upaya konservasi amfibi di dunia dan Indonesia khususnya. Dengan selesainya semua permasalahan yang ada, maka kekhawatiran akan kepunahan spesies amfibi dalam waktu dekat dapat ditekan atau bahkan dihilangkan.


Kamis, 23 Februari 2012

Don't Worry Be Happy...

Kemarin aku baru menerima kiriman 3 buku yang aku beli secara on line di situs penerbit buku terkemuka di Indonesia. Salah satu buku yang aku beli berjudul "Menulis di Atas Pasir". Buku ini berisi 75 kisah yang sangat menginspirasi, tentang cara orang-orang yang memiliki pemikiran istimewa, pandangan lain mengenai hidup.

Salah satu kisah yang amat sangat menyentuh dan pas sekali dengan kehidupanku adalah "Jangan Mencemaskan Apa yang Belum Terjadi". Berkisah tentang seorang laki-laki yang terlihat amat sangat menderita memannggul sebuah karung besar di punggungnya sepanjang perjalanan. Suatu hari malaikat melihat laki-laki itu dan bertanya:
"Apakah yang kau bawa di punggungmu itu, wahai sahabat?"
"Seluruh kekhawatiranku," keluh laki-laki itu. "Karung ini beban luar biasa berat bagiku."
"Turunkan karung itu," kata sang malaikat. "Izinkan aku melihat kekhawatiranmu."

Saat karung itu dibuka, ternyata isinya kosong!

Laki-laki itu tercengang. Selama ini ia terbebani oleh 2 kekhawatiran besar: khawatir tentang hari kemarin, yang saat ini ia lihat telah berlalu, dan khawatir tentang hari esok, yang sebenarnya belum terjadi!

Sang malaikat berkata: "Kau tak punya alasan untuk khawatir. Buanglah karung itu."

***

Berkaca dari kisah tersebut, aku pun selama ini sering terlalu khawatir atas apa-apa yang akan terjadi esok, lusa, bahkan di masa depan. Khawatir tentang bagaimana hasil penelitianku, kapan aku akan lulus, akan bekerja dimana aku setelah lulus, dan seterusnya.. dan seterusnya..

Hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan. Yang seharusnya dilakukan adalah mengawali hari dengan niat yang baik, kemudian menjalankan hari ini dengan sebaik-baiknya, dan mengakhiri hari dengan evaluasi dan perencanaan agar hari esok dapat menjadi lebih baik lagi..

Sedikit rasa khawatir boleh jadi berguna karena rasa itu akan membuat kita tetap waspada dan siap bertindak. Namun, khawatir yang berlebihan akan melumpuhkan tekad dan membuat kita tak kuasa bertindak.

Mengutip sebuah kalimat bijak:
Menjadikan masalah sebagai beban pikiran sama saja dengan menggandakan masalah yang sudah ada. 


Senin, 13 Februari 2012

Cinta dan Pesona Jiwa

"Salahlah orang yang mengira bahwa cinta itu datang karena pergaulan yang lama dan rayuan yang terus-menerus. Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi"



Quote of the Day diambil dari buku sastra Sayap-Sayap Patah karya penulis besar Kahlil Gibran. Kutipan ini agaknya bertentangan dengan falsafah jawa Witing Tresno Jalaran Saka Kulina, di mana cinta akan datang di antara dua orang yang awalnya tidak saling mencintai, akhirnya menjadi saling cinta karena terbiasa bersama.

Kutipan ini percaya bahwa cinta seharusnya datang saat pandangan pertama alias Love at the First Sight. Saat itu keindahan dalam diri yang terpancar menjadi daya tarik sehingga akan membuat seseorang yang melihat dapat jatuh cinta padanya...

Entahlah mana yang benar. Yang pasti, setiap manusia membawa cintanya masing-masing di dalam dirinya untuk diberikan kepada setiap makhluk di muka bumi ini..

So, spread your love everyday.... ^_^

Jumat, 10 Februari 2012

Go Green!!!

Cuaca akhir-akhir ini makin sulit diprediksi. Langit cerah di pagi hari, tiba-tiba berubah gelap karena mendung siang harinya. Banyak daerah di Indonesia dan negara-negara lainnya terkena cuaca ekstrem seperti yang sekarang melanda beberapa negara di Eropa. Bisa jadi ini adalah dampak dari pemanasan global yang makin hari makin jelas terlihat.


Sebenarnya kita dapat mengurangi dampak dari pemanasan global tersebut. Tidak harus dengan melakukan penanaman jutaan bahkan milyaran bibit pohon (karena tentu biayanya mahal dan sudah ada instansi yang melakukan.red), tapi dengan melakukan hal-hal kecil yang mungkin tanpa sadar kita lakukan setiap hari. 


Berikut adalah langkah-langkah kecil yang bisa kita lakukan di rumah untuk mengurangi dampak pemanasan global. 


- Aneka jenis tissue diproduksi dari serat kayu dan tidak dapat didaur ulang. Gunakan lap/serbet yang bisa dipakai berulang kali untuk lap piring, serbet makan, lap meja, dll 

- Kantong teh celup terbuat dari bahan yang sulit hancur. Pilih teh bubuk dan bukan teh celup 

- Jangan biarkan magic jar menyala selama 24 jam sehari. Segera matikan setelah nasi atau masakan matang. Nyalakan hanya saat ingin memanaskan nasi atau makanan 

- Minyak goreng dibuat dari kelapa sawit. Keberadaan kebun kelapa sawit telah mengubah wajah hutan alam di Indonesia. Berhematlah menggunakan minyak goreng untuk menyelamatkan hutan kita dan mengurangi emisi.Hutan gambut menyerap emisi karbon lebih besar dari hutan hujan 

- Pilih sabun atau shampoo berukuran besar, bisa diisi ulang. Selain lebih ekonomis, kita juga bisa mengurangi sampah kemasan 

- Kulkas yang kosong lebih menghabiskan listrik daripada kulkas yang penuh.



Mari selamatkan bumi mulai dari dapurmu!!!

Hidup Sehat Lestarikan Hutan


Tulisan ini dibuat oleh seorang temanku bernama Nurdin, mahasiswa Jurusan Kehutanan Universitas Nusa Bangsa, Bogor. Dia mengirimkan tulisannya ini untuk aku baca, dan aku pikir akan lebih bagus lagi kalau tulisan ini dibaca oleh banyak orang. Jadi pesan yang mau disampaikan temanku lewat tulisannya ini diterima juga oleh khalayak ramai di luar sana.

Berikut tulisannya: 

Antara Gorengan dan Konversi Hutan Vs Hidup Sehat dan Kelestarian Hutan 

Musim hujan sore-sore ngumpul di sekret BEM, sambil ngobrol ngopi nggak ketinggalan………… “GORENGAN”.
Ngumpul di warung Emak jajannya........... “GORENGAN”
Kalo makan lauknya....... “GORENGAN”
Kalo di rumah ibu juga sering bikin GORENGAN
Setaip hari kita makan GORENGAN.

Nah kalo aku pikir-pikir dengan kita mengkonsumsi gorengan setiap hari, kita tu termasuk penyebab makin banyaknya kerusakan hutan. Gak tau sih pendapat temen-temen kayak gimana?????????

Mungkin ini sedikit gambarannya;
Coba deh temen-temen bayangin, berapa banyak konsumsi minyak goreng kita di rumah. Banyak bukan?????
Itu baru di satu rumah aja. Coba dikalkulasikan konsumsi minyak goreng penduduk Se-Indonesia ini, Luar Biasakan.........
Dan disetiap harinya kebutuhan minyak goreng di negara kita ini semakin bertambah. Minyak goreng kita di buat dari Kelapa Sawit. Berarti kan lahan sawit akan semakin diperluas.
Terus gimana nasib hutan kita? Pasti konversi hutan menjadi kebun sawit makin banyak so hutan kita makin sempit. Ironis ya??

Terus gimana donk solusinya?

Kalo temen-temen cermati, hidup sehat dapat membantu menghambat kerusakan hutan.
Nah aku pernah ke rumah sakit Karya Bhakti, Bogor. Waktu itu aku jenguk keponakan yang lagi sakit. Keponakanku baru 3 tahun usianya. Waktu mau makan keponakan ku nangis-nangis minta tempe goreng, ayam goreng + nugget yang di goreng juga. Susternya membujuk keponakan ku supaya gak nangis lagi dan mau makan makanan yang sudah disediakan. Kata Suster itu kalo banyak makan makanan yang mengandung minyak goreng itu gak sehat nanti sakitnya gak sembuh-sembuh, akhirnya keponakan ku ngerti juga.

Kalo tak pikir-pikir bener juga ya, minyak kan banyak mengandung kolesterol.
Nah kalo tak pikir lagi kalo banyak orang yang menerapkan pola hidup sehat bisa membantu kelestarian hutan juga. 
Coba temen-temen bayangin giman kalo semua orang dah gak konsumsi makanan yang digoreng lagi. Pasti produksi minyak goreng makin dikurangi dan lahan sawit bisa dikurangi juga.
Terus gimana Hutan kita? Pasti hutan kita utuh bahkan bisa kita tambah. Yang tadinya lahan hutan dikonversi jadi lahan sawit sekarang dibalik lahan sawit dikonversi jadi HUTAN LAGI.


INTINYA ; MARI KITA TERAPKAN POLA HIDUP SEHAT UNTUK MELESTARIKAN HUTAN


Untittled

Ketika bulan sabit itu tersenyum diantara ranting kayu Ki Hujan...
Dia tersenyum di tengah padang hati yang dipenuhi bunga indah...

Tapi hari ini, mengapa padang indah itu seakan kehilangan cerianya???
Tiada cahaya di antara kuntum-kuntum indah itu...

Sampai kapan sang mentari akan terus menghilang???

Kamis, 09 Februari 2012

Jadi Juga ^_^

Ahhh....
Akhirnya aku memutuskan untuk membuat akun ini juga. Sebenarnya ini akun yang ketiga, dua akun lainnya, di laman yang berbeda, entah akan diapakan. Mungkin dihapus saja. hehehe....
Aku punya beberapa alasan kenapa akhirnya meninggalkan akun yang lama. Pertama, aku lupa passwordnya apa karena memang sudah terlalu lama tidak dibuka. Walaupun ada fasilitas reset password, agaknya ada faktor bosan juga dengan akun itu, hehehe...
Selanjutnya, akun yang pertama sedikit lebih sulit diakses. Teman-teman hanya bisa membaca tanpa bisa memberikan feedback kalau tidak punya akun di laman yang sama. Menurutku itu akan membatasi interaksi karena bisa saja yang membaca punya kritik atau saran yang membangun sehingga pemilik blog bisa jadi lebih baik..

Semoga blog ini bertahan lebih lama dari sebelumnya dan memberikan manfaat bagi pembaca. Amin!
Selamat membaca... ^_^